JAKARTA, investortrust.id - Emiten bidang pertambangan bijih nikel, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) Bersama entitas anak secara konsolidasian berhasil meraih penjualan neto sebesar Rp 709,30 miliar sepanjang periode Januari-September 2024.
Sebagai catatan, pada periode yang sama tahun 2023, Ifishdeco mencatat penjualan neto sebesar Rp 997,56 miliar.
Penjualan bersih Ifishdeco per September 2024 dikontribusi dari penjualan nikel ke PT Sekawan Sejati Resources dan PT Bukit Andalan Sukses, masing-masing sebesar Rp 369,99 miliar dan Rp 215,57 miliar, serta penjualan ke pihak ketiga sebesar Rp 123,73 miliar.
Dari penjualan neto tersebut, Ifishdeco berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 40,96 miliar, dengan laba bersih per saham sebesar Rp 21.
Di tengah pencapaian sepanjang periode Januari-September 2024, Ifishdeco optimistis permintaan nikel dunia terus meningkat hingga akhir tahun ini. Karena itu, Perseroan bersiap mengerek produksi bijih nikel pada 2025-2026. Optimisme ini seiring dengan tingginya permintaan terhadap kendaraan listrik di dunia saat ini sekaligus menjadi opportunity bagi keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
Manajemen menyebut, prospek usaha Ifishdeco sangat menjanjikan. Ini terkait kebutuhan nikel masih sangat besar. Apalagi dengan berkembangnya kendaraan listrik. Karena itu, Ifishdeco akan melakukan ekspansi.
‘’Rencana ekspansi ini selain ditunjang oleh prospek industri nikel di Tanah Air yang cerah, aksi ini juga seiring dengan permintaan produk nikel yang tetap tinggi,’’ urai Manajemen Ifishdeco dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (31/10/2024).
Produksi bijih nikel Ifishdeco ditargetkan sebanyak 2,203 juta ton hingga akhir tahun 2024. Target produksi bijih nikel ini meningkat menjadi 2,247 juta ton pada 2025, dan ditargetkan tumbuh maksimal menjadi 2,292 juta ton pada tahun 2026 atau rerata tiap tahun sebanyak 2,2 juta per tahun dan 6,6 juta selama tiga tahun.
Adapun lahan konsesi Ifishdeco terletak di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Total luas lahan yang dimiliki Perseroan mencapai 2.580 hektar dan IUP Operasi/Produksi sebesar 800 hektare.
Ke depan Ifishdeco akan terus melakukan transformasi digital. Langkah ini ditargetkan akan berdampak pada efisiensi, yakni penurunan beban operasional sekaligus pengawasan operasional.
Selain mengejar kenaikan volume produksi pada periode 2024-2026 dan efisiensi berkelanjutan, Ifishdeco juga membuka peluang untuk melakukan ekspansi organik lewat akuisisi tambang nikel sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan sekaligus memperbesar cadangan nikel.
Ifishdeco aktif melihat sejumlah potensi akuisisi lewat berbagai opsi, diantaranya melakukan akuisisi greenfield atau akuisisi perusahaan tambang nikel yang sudah beroperasi.
Beragam strategi ekspansi ini diyakini mampu memperkuat posisi Ifishdeco sebagai salah satu produsen tambang nikel terkemuka di Indonesia. Perseroan optimistis, pasar komoditas nikel tetap tumbuh positif. Optimisme ini seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter pengolahan nikel di Tanah Air.
Grafik Harga Saham IFSH secara Ytd 2024:
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |