News Update >    News >    BEI Catat 93% Emiten Sudah Terbitkan Laporan Keberlanjutan Tahun 2023

BEI Catat 93% Emiten Sudah Terbitkan Laporan Keberlanjutan Tahun 2023

Bagikan Informasi Ini lewat

image   image   image  
cover berita

JAKARTA, investortrust.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 843 emiten melaporkan perencanaan aksi keberlanjutan terkait environmental, social, dan governance (ESG) per Juni 2024. Angka itu setara dengan 93% dari seluruh emiten yang ada di BEI tahun buku 2023.

 

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan, perusahaan dengan aset di bawah Rp 50 miliar belum wajib untuk menyampaikan laporan keberlanjutan hingga tahun buku 2023. Artinya dengan angka pelaporan 93% menunjukan tingkat kepatuhan emiten sudah sangat baik.

 

“Kita juga melihat dari sisi supply, tidak hanya green bond, sukuk, wakaf serta ragam instrumen keberlanjutan atau yang terkait ESG sangat diminati investor asing. Sejak 2018 tercatat sebanyak 14 emisi terkat keberlanjutan dengan nilai 25 triliun yang diterbitkan emiten,” papar Jeffrey dalam acara IDX Carbon Update di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (4/7/2024).

 

Jeffrey menilai, ragam produk dan instrumen sudah banyak yang bisa menjadi alternatif investasi pemodal. Di sisi demand, katanya, minat terhadap produk-produk atau instrumen juga semakin tinggi.

 

Selain itu, Jeffrey bilang, meski bursa karbon ini terbilang baru, BEI terus melakukan upaya sosialisasi kepada para emiten.

 

“Menurut kami, kami sadar betul, selain sosialisasi kami akan mengajak emiten untuk tergabung dalam net zero incubator kami akan menyelenggarakan kelas-kelas agara para emiten ini lebih paham,” tutur dia.

 

Dia menambahkan, kelas tersebut agar para emiten itu mengetahui bagaimana menghitung jumlah emisi, serta net zero akan diberikan. "Setelah pemahaman itu diberikan, para emiten itu akan lebih mudah keberadaan bursa karbon ini mendukung jangka panjang," terang dia.

 

Dengan demikian, Jeffrey menegaskan para stakeholders perusahaan tercatat bisa menjadi pelaku utama di bursa karbon ini. Dirinya mengaku optimistis, pasalnya jika dibandingkan dengan bursa karbon negara tetangga seperti Malaysia dan Jepang, volume transkasi Indonesia tiga kali lipat.

 

"Jadi kita tidak berkecil hati, tapi potensi real kita masih sangat kecil, itu membuat kita jauh lebih semangat mensyukuri apa yang kita capai, kita yakin potesnsi kita lebih besar dan stakeholders kita lebih banyak," ujar dia. (CR-5)

5 Top News Update

cover berita
Tumbuh 19,6%, Lippo Cikarang (LPCK) Raup Pendapatan Rp 691 Miliar di Kuartal II-2024
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Dampak Suku Bunga hingga Stok Minyak Mentah Turun, Harga Minyak Dunia Naik Lagi 1,7%
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
BEI Sebut Euforia Pemangkasan Suku Bunga Dorong Penguatan IHSG
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Perbesar Bisnis Non-Batu Bara, United Tractors (UNTR) Tertarik Akuisisi Tambang Mineral
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi dalam 11 Bulan, Penguatan Saham Bumi Resources (BUMI) bisa Berlanjut?
Jumat, 20 Sept 2024
Laporan Hasil Public Expose EPAC
Jumat, 05 Jan 2024
Penyampaian Prospektus LUCY
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose PPRO
Rabu, 03 Jan 2024
Penyampaian Materi Public Expose LMAS
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose CSMI
Rabu, 03 Jan 2024
Techno Fundamental BTPS
Jumat, 20 Sept 2024
Incidental Report TOWR
Jumat, 20 Sept 2024
Techno Fundamental HEAL
Kamis, 19 Sept 2024
Incidental Report PTBA
Kamis, 19 Sept 2024
Techno Fundamental BBNI
Rabu, 18 Sept 2024