JAKARTA, investortrust.id - Harga minyak mentah Brent turun US$ 1,05 (1,42%) ke posisi US$ 72,70 per barel pada Rabu (4/9/2024). Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga turun US$ 1,14 (1,62%) ke level US$ 69,20 per barel.
Mengutip Reuters, Kamis (5/9/224), penurunan lebih dari US$ 1 per barel pada hari Rabu terjadi perdagangan yang fluktufatif. Traders khawatir tentang permintaan dalam beberapa bulan mendatang karena produsen minyak mentah menawarkan sinyal campuran tentang peningkatan pasokan.
Selama perdagangan sesi kedua harga mengalami fluktuasi dari turun US$ 1 menjadi naik US$ 1. Hal ini dipicu setelah berita OPEC+ yang sedang mendiskusikan penundaan kemungkinan peningkatan output karena produksi Libya diperkirakan akan meningkat.
Dalam aksi jual, harga minyak mentah berjangka Brent jatuh sebanyak 11% atau sekitar US$ 9 dalam waktu lebih dari seminggu, mencapai level terendah US$ 72,63 pada hari Rabu.
Data yang melemah dari AS dan China memperkuat ekspektasi ekonomi global yang lebih lemah dan permintaan minyak, ini membantu memicu penurunan yang lebih luas di pasar dunia.
“Ini pasti mengkhawatirkan tentang perlambatan dalam manufaktur, itu satu-satunya hal negatif yang kita lihat,” kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
Sementara itu, traders percaya bahwa perselisihan yang menghentikan ekspor minyak Libya dapat berakhir, yang akan membawa lebih banyak pasokan minyak mentah kembali online.
“Penjualan ini mengalihkan perhatian terhadap apa tanggapan OPEC+, yang minggu lalu tampaknya akan memulai kenaikan produksi yang direncanakan pada bulan Oktober,” tulis analis di StoneX, Alex Hodes.
Alex mengatakan bahwa penundaan kenaikan sekarang sedang dibahas. Tak hanya itu, rilis data terbaru memicu kekhawatiran akan permintaan yang lemah dari China sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia dan konsumsi AS ikut terpukul.
Pada hari Sabtu, data China menunjukkan aktivitas manufaktur merosot ke level terendah enam bulan pada bulan Agustus, ketika pertumbuhan harga rumah baru melambat. Namun, pada Selasa di AS, data Institut Manajemen Pasokan menunjukkan bahwa manufaktur tetap tenang.
Data persediaan minyak mingguan AS tertunda karena libur Hari Buruh hari Senin. Laporan dari American Petroleum Institute jatuh tempo pada pukul 4:30 sore. EDT (2030 GMT) pada hari Rabu dan data dari AS. Administrasi Informasi Energi akan dipublikasikan pada pukul 11:00 pagi. EDT (1500 GMT) pada hari Kamis.
“Sementara para traders pesimis pada ketakutan permintaan dan perubahan pasokan dapat dengan mudah mengubah sentimen. Kita mungkin melihat penurunan persediaan minyak mentah yang cukup signifikan nanti hari ini,”kata Flynn.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |