News Update >    News >    Tak Hanya Sentimen dari AS, Kejatuhan IHSG 3,4% Ternyata juga Dipengaruhi Ini

Tak Hanya Sentimen dari AS, Kejatuhan IHSG 3,4% Ternyata juga Dipengaruhi Ini

Bagikan Informasi Ini lewat

image   image   image  
cover berita

JAKARTA,  investortrust.id - indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/8/2024), anjlok sebanyak 248,47 (3,40%) menjadi 7.059,65. Penurunan tersebut mengikuti kejatuhan sejumlah bursa saham Asia, seperti Nikkei 225 anjlok 12.40%, Kospi 8,78%, dan Hang Seng  melemah 1,46%.

 

Reliance Sekuritas dalam market note kemarin menyebutkan bahwa kejatuhan indeks tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya, penurunan ekspektasi soft landing pada ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah data non farm payrolls melanjutkan perlambatan pertumbuhan pada Juli 2024, yaitu hanya 114 ribu tenaga kerja baru, dibandingkan ekspektasi pasar sebanyak 175 ribu.

 


Kondisi tersebut menjadikan tingkat unemployment rate negara tersebut meningkat  ke level 4,3% atau berada di atas  proyeksi The Fed sebesar 4% pada 2024. Penurunan ekonomi AS juga ditunjukkan data S&P manufacturing PMI yang ke level kontraksi sebesar 49.6 sepanjang bulan lalu.

 

Reliance Sekuritas menambahkan bahwa pelemahan IHSG yang dalam juga dipicu atas potensi resesi ekonomi AS yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September tahun ini meningkat menjadi 50bps. Hal ini dapat memicu pelemahan lanjutan pada dollar index.

 

Penurunan bursa saham Asia juga dipengaruhi atas kebijakan BoJ Jepang yang lebih ketat dan penguatan Yen terhadap Dollar setelah peningkatan kekhawatiran pada outlook pendapatan perusahaan eksportir dan perbankan Jepang.

 

Selain faktor regional, Reliance Sekuritas menyebutkan, kejatuhan indeks juga didukung laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 hanya 5,05% YoY. Laju pertumbuhan ekonomi cenderung terbatas didorong konsumsi rumah tangga cenderung tumbuh stagnan sebesar +4,93% yoy. Hal ini juga tercermin dari Indonesia yang mencatatkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut. 

 

“Secara keseluruhan kami melihat potensi risiko pada equity market didorong peningkatan ketidakpastian akibat potensi peralihan investor ke aset safe haven di tengah kekhawatiran resesi AS dan masih melambatnya ekonomi China dapat memicu outflow,” tulisnya.

 

Kejatuhan tersebut juga dipicu atas potensi resesi bisa meningkatkan potensi pelemahan permintaan pada komoditas, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat, serta peningkatan kekhawatiran geopolitik setelah terbunuhnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh. 

 

Grafik IHSG

5 Top News Update

cover berita
Tumbuh 19,6%, Lippo Cikarang (LPCK) Raup Pendapatan Rp 691 Miliar di Kuartal II-2024
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Dampak Suku Bunga hingga Stok Minyak Mentah Turun, Harga Minyak Dunia Naik Lagi 1,7%
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
BEI Sebut Euforia Pemangkasan Suku Bunga Dorong Penguatan IHSG
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Perbesar Bisnis Non-Batu Bara, United Tractors (UNTR) Tertarik Akuisisi Tambang Mineral
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi dalam 11 Bulan, Penguatan Saham Bumi Resources (BUMI) bisa Berlanjut?
Jumat, 20 Sept 2024
Laporan Hasil Public Expose EPAC
Jumat, 05 Jan 2024
Penyampaian Prospektus LUCY
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose PPRO
Rabu, 03 Jan 2024
Penyampaian Materi Public Expose LMAS
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose CSMI
Rabu, 03 Jan 2024
Techno Fundamental BTPS
Jumat, 20 Sept 2024
Incidental Report TOWR
Jumat, 20 Sept 2024
Techno Fundamental HEAL
Kamis, 19 Sept 2024
Incidental Report PTBA
Kamis, 19 Sept 2024
Techno Fundamental BBNI
Rabu, 18 Sept 2024