JAKARTA, investortrust.id ā Saham PT Green Power Group Tbk (LABA) lanjutkan penurunan dalam selama beberapa pekan terakhir. Bahkan, koreksi saham ini telah melorot sebanyak 54,74% terhitung kurun waktu 12 September hingga 5 November 2024.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/11/2024), saham LABA ditutup anjlok sebanyak Rp 26 (6,16%) menjadi Rp 396. Bahkan, saham LABA sempat menyentuh level Rp 394 pada perdagangan hari ini.
Selain mencatatkan penurunan berlanjut, Green Power (LABA) mendapatkan tato āLā dari BEI, karena perseroan belum mempublikasikan laporan kinerja keuangan kuartal III-2024. Tato ini ikut memperberat kejatuhan saham LABA hari ini.
Sebelumnya saham LABA sempat menjadi saham dengan penguatan paling pesat sepanjang tahun 2024 berjalan setelah PT Nev Stored Energy menjadi pengendali baru Green Power dan mulai ekspansi bisnis ekosistem baterai kendaraan Listrik.
Nev Stored Energy menjadi pengendali baru setelah mengakuisisi sebanyak 50,75% saham Green Power (LABA) pemegang saham lama dengan harga pengambilalihan Rp 53,12 per saham yang diumumkan pada 1 Juli 2024.
Penurunan harga saham LABA tersebut juga berbanding terbalik dengan sejumlah aksi yang tengah dirancang Green Power (LABA), seperti kerja sama dengan PT Green City Traffic (ECGO) untuk pengembangan baterai motor listrik dengan target suplai 31.000 unit hingga akhir tahun 2024
Perseroan nantinya menyuplai baterai pack motor listrik, penyediaan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umun (SPBKLU) dan suku cadang motor listrik. Perseroan juga bersama dengan perusahaan asal Hongkong dan China telah mendirikan dua perusahaan patungan yang berhubungan dengan baterai kendaraan listrik. Perusahaan juga mendirikan dua anak usaha yang juga berkaitan dengan bisnis baterai kendaraan listrik.
Perseroan melalui anak usahanya PT Green Power Battery (GBP) juga akan memasukan 6.080 set baterai motor listrik senilai Rp 21 miliar. LABA juga akan memasok sebanyak 31.080 set baterai motor listik lainnya dengan estimasi berkisar Rp 118 miliar. LABA juga menargetkan produksi sebanyak 200 ribu pcs baterai litium kendaraan listrik untuk bisnis manufaktur pada hingga 2027.
Sementara dari segmen bisnis penukaran baterai, LABA memproyeksikan penambahan jaringan stasiun penukaran baterai sebanyak 3.500 stirage box termasuk power supply untuk pengisian ulang baterai kendaraan listrik yang akan tersebar di banyak titik.
Grafik Saham LABA
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |