JAKARTA, investortrust.id - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Hal ini tercermin dari total laba tahun berjalan sebesar Rp 7 triliun di 2024, tumbuh 22,83% dibandingkan 2023 yang tercatat Rp 5,70 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan, ada sejumlah faktor pemicu pertumbuhan laba pihaknya yang tembus double digit tersebut, salah satunya naiknya total pembiayaan di sepanjang tahun lalu.
“Pembiayaan mengalami pertumbuhan sebesar 15,88% secara year on year (yoy) menjadi Rp 278 triliun,” ujarnya, dalam konferensi pers kinerja 2024 BSI secara daring, Kamis (6/2/2025).
Naiknya pembiayaan, ditopang juga oleh penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari bank berkode saham BRIS ini yang tumbuh 11,46% (yoy) menjadi Rp 327 triliun di tahun lalu, dengan kontribusi dana murah atau current account and saving account (CASA) sebesar 60,24% atau Rp 197 triliun.
Selain pembiayaan, faktor lain pendorong tumbuhnya laba BSI adalah pendapatan berbasis biaya atau fee based income yang naik signifikan di tahun lalu. “Fee based income juga mengalami pertumbuhan dan pertumbuhannya cukup fantastis, yaitu double digit sebesar 32,58% secara year on year jadi sebesar Rp 5,51 triliun,” kata Hery.
Pertumbuhan bisnis yang baik tersebut, lanjut Hery, didukung oleh strategi ‘new game changer’ yang berhasil diimplementasikan di 2024. Hal tersebut menjadi kunci pertumbuhan yang sustain atau berkelanjutan.
“Di samping itu, juga beberapa inisiatif strategis yang juga sudah membuahkan hasil, misalnya digital platform yang kita miliki dan juga inisiatif lain ini yang membuat pertumbuhan kita cukup terjaga,” ucapnya.
Menurut dia, BSI juga berhasil menjaga cost of credit atau cost of financing yang sehat, mencatatkan penurunan dari 1,14% di 2023 menjadi 0,83% di tahun lalu. Kemudian, cash covered BSI juga tumbuh menjadi 155,01%, naik 66 basis poin (yoy).
Di sisi bersamaan, fee based income ratio tumbuh 2,15% (yoy) menjadi 17,95% di 2024. Diikuti return on asset (ROA) yang tumbuh 0,14% (yoy) menjadi 2,49%, dan return on equity (ROE) juga tumbuh 0,80% (yoy) menjadi 17,77%.
“Kinerja BSI di 2024 tumbuh positif. Pertumbuhan ini menjadikan BSI semakin kompetitif dan berada di antara bank umum nasional,” ujar Hery.
Menurutnya, dari sisi aset BSI berada di posisi keenam secara industri dengan pertumbuhan aset 17,19% (yoy). BSI juga terus berupaya memperkuat komposisi dana murah, di mana berhasil berada di posisi kelima dari sisi tabungan dengan capaian Rp 133 triliun atau tumbuh 12,74% (yoy).
“Kinerja keuangan BSI tahun 2024 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri. Jadi industri perbankan Indonesia juga tumbuh tapi pertumbuhan BSI lebih tinggi dari pertumbuhan industri,” ucap Hery.
![]() |
Merdeka Battery (MBMA) Teken Perjanjian Definitif Pengembangan Pabrik HPAL, Kapasitasnya SeginiSelasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Investor Asing Mendadak Crossing Saham BUKA dan EMTK Rp 2,81 Triliun, Eddy K Sariatmadja Beraksi!Selasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Astra Otoparts (AUTO) Catat Kenaikan Pendapatan dan Laba di 2024, Berikut PenopangnyaSelasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Lini Imaji (FUTR) Rilis Lompatan Laba 813% Jelang RUPS Hari Ini, Sahamnya bakal Melesat?Jumat, 21 Feb 2025 |
![]() |
Saat Harga Melesat, Dirut Sekaligus Pengendali Ini justru Borong Saham Sarana Mitra (SMIL) dari Pasar, Ada Apa?Jumat, 21 Feb 2025 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental BRISKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report BVICKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental CYBRKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report RUNSKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental MNCNKamis, 23 Jan 2025 |