JAKARTA, investortrust.id - PT Green Power Group Tbk (LABA) atau yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Ladangbaja Murni Tbk mengungkap rencana pengembangan bisnis pasca perubahan pemegang saham pengedali Perseroan.
Diketahui, saat ini sebanyak 50,75% saham LABA dipegang oleh PT Nev Stored energy (NSE) pasca akuisisi 560 juta lembar saham LABA dari dua pemegang saham lama, yaitu PT Adyatama Gobal Investama dan PT Alfa Omega Investindo.
Direktur Utama LABA, William Ong, mengatakan, penyelesaian transaksi akuisisi saham telah telah dirampungkan pada 28 Juni 2024. ‘’Penyelesaian transaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan pengendali dalam Perseroan dan NSE menjadi pengendali baru Perseroan,’’ tutur William dikutip dari jawaban yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/8/2024).
Meski pengadali berubah, William meastikan LABA tidak merubah proses bisnisnya, namun diakui akan dilakukan penyelrasan kegiatan usaha Perseroan sebelumnya dengan rencana ekspansi bisnis ke depannya.
Sebagai catatan, sebelum pengambilalihan saham, proses bisnis LABA bergerak dalam bidang manufaktur mold mulai dari penyediaan bahan baku, design, produksi, trial, repair serta perdagangan baja dan turunnya.
Adapun rencana bisnis LABA pasca akuisisi saham oleh NSE selama tiga tahun ke depan yaitu, produksi sebanyak 200 ribu pcs baterai litium kendaraan listrik untuk bisnis manufaktur pada tahun 2027. ‘’Perseroan juga diproyeksikan dapat menyelesaikan pergantian 400 baterai truk,’’ kata William.
Sementara dalam bisnis penukaran baterai, LABA memproyeksikan terdapat jaringan stasiun penukaran baterai sebanyak 3.500 stirage box termasuk power supply untuk pengisian ulang baterai kendaraan listrik yang akan tersebar di banyak titik.
Sementara dalam kegiatan stasiun tenaga surya LABA memproyeksikan terdapat pembangkit listrik fotovoltaic dengan kapasitas 30MV yang menghasilkan 40 juta kWh. ‘’Sedangkan dalam kegiatan manajemen aset baterai, kami proyeksikan sudah pada tahap komersial,’’ tuturnya.
Sementara terkait rencana wajib tender offer oleh NSE sebagaimana ketentuan pengambilalihan perusahaan terbuka, William menyebut pihak NSE akan melaksanakan kewajiban tersebut.
Penawaran Tender Wajib kata dia bisa mengakibatkan kepemilkan NSE menjadi lebih besar dari 80% dari modal disetor Perseroan atau menyebabkan jumlah saham free float menjadi dibawah jumlah minimum sebagaimana ketentuan Bursa Efek Indonesia.
Grafik Harga Saham LABA secara Ytd:
|
Tumbuh 19,6%, Lippo Cikarang (LPCK) Raup Pendapatan Rp 691 Miliar di Kuartal II-2024Jumat, 20 Sept 2024 |
|
Dampak Suku Bunga hingga Stok Minyak Mentah Turun, Harga Minyak Dunia Naik Lagi 1,7%Jumat, 20 Sept 2024 |
|
BEI Sebut Euforia Pemangkasan Suku Bunga Dorong Penguatan IHSGJumat, 20 Sept 2024 |
|
Perbesar Bisnis Non-Batu Bara, United Tractors (UNTR) Tertarik Akuisisi Tambang MineralJumat, 20 Sept 2024 |
|
Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi dalam 11 Bulan, Penguatan Saham Bumi Resources (BUMI) bisa Berlanjut?Jumat, 20 Sept 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental BTPSJumat, 20 Sept 2024 |
Incidental Report TOWRJumat, 20 Sept 2024 |
Techno Fundamental HEALKamis, 19 Sept 2024 |
Incidental Report PTBAKamis, 19 Sept 2024 |
Techno Fundamental BBNIRabu, 18 Sept 2024 |