JAKARTA, investortrust.id - Harga minyak mentah berjangka Brent berada di posisi US$70,61 per barel atau naik US$ 1,42 (2,05%) pada penutupan perdagangan Rabu (11/9/2024). Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik US$ 1,56 per barel (2,37%) ke level US$ 67,31.
Melansir Reuters, kenaikan lebih dari 2% ini didorong oleh kekhawatiran penutupan produksi yang berkepanjangan di petak minyak lepas pantai Amerika Serikat (AS) yang sedang dilewati Badai Francine dalam perjalanan menuju pendaratan di Louisiana.
Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu pagi (11/9) melaporkan, harga minyak mengguncang kenaikan persediaan minyak mentah. Persediaan minyak mentah naik sebesar 833.000 barel menjadi 419,1 juta barel pada minggu yang berakhir pada 6 September, kata EIA, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 987.000 barel.
Sementara itu, stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman turun 1,7 juta barel dalam seminggu.
“Pembangunan kecil yang agak tidak menarik untuk persediaan minyak mentah telah dibayangi oleh satu undian lagi di Cushing, data EIA menunjukkan persediaan Cushing sekarang menarik sembilan dari 10 minggu terakhir, turun ke level terendah sejak awal November tahun lalu,” kata Analis minyak utama untuk Kpler, Matt Smith.
Sebelumnya, harga minyak jatuh pada hari Selasa (10/9) dengan harga minyak Brent jatuh di bawah US$ 70 ke harga terendahnya sejak Desember 2021 dan minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Mei 2023, setelah OPEC merevisi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2024 untuk kedua kalinya.
Selain itu, Analis lain mengatakan, kekhawatiran tentang Badai Francine yang mengganggu produksi di Amerika Serikat sebagai produsen terbesar di dunia juga memberikan dukungan.
“Minggu depan saya menduga statistik akan dipengaruhi oleh Badai Francine yang mengganggu aliran kapal tanker melalui Teluk Meksiko,” kata Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.
Terlebih, Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS mengatakan, 39% produksi minyak mentah di Teluk Meksiko ditutup pada hari Rabu karena perusahaan mengevakuasi kru keluar dari jalur Francine. Sebanyak 49% produksi gas alam dari Teluk ditutup oleh badai.
EIA juga menyampaikan, Teluk Meksiko utara menyumbang 15% dari total produksi minyak mentah AS dan 2% dari produksi gas alam kering.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |