PT Arthakencana selaku pengendali PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) kembali melanjutkan aksi menambah kepemilikan saham tahun ini. Sebanyak 3,62 juta saham atau 0,018% dibeli dari pasar dalam beberapa hari terakhir.
Sedangkan tahun lalu, Arthakencana telah merealisasikan penambahan sebanyak 3,69% dari 59,92% menjadi 63,61%. Arthakencana menggelontorkan dana ratusan miliar rupiah untuk merealisasikannya.
Manajemen AKRA dalam penjelasan resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/1/2025) menyebutkan bahwa perseroan telah membeli sebanyak 1,57 juta saham dengan harga Rp 1.174,5 dengan total Rp 1,85 miliar pada 10 Januari. Arthakencana kembali membeli sebanyak 2.04 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.201 dengan total Rp 2,46 miliar pada 13 Januari.
“Pembelian saham tersebut bertujuan sebagai investasi dengan kepemilikan saham langsung. Pembelian tersebut menjadikan total saham AKRA yang dikuasi Arthakencana bertambah menjadi 63,637%,” tulisnya dapam penjelasan resminya di Jakarta.
Sebelumnya, BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya memperkirakan kinerja keuangan PT AKR Corpora Tbk (AKRA) tetap kuat tahun 2025, seiring dengan target manajemen terhadap potensi pertumbuhan laba bersih perseroan dan penjualan lahan industry tahun ini.
Manajemen AKRA sebelumnya mematok target pertumbuhan laba bersih menjadi Rp 2,4-2,6 triliun tahun ini. Target tersebut mempertimbangkan peluang peningkatan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM), pertumbuhan margin keuntungan penjualan BBM, dan target penjualan lahan industry seluas 80-110 hektare.
“Manajemen perseroan menyebutkan akan ada penjualan lahan seluas 50 hektare dari Hebang dan salah satu klien lainnya seluas 30 ha dari klien yang ditangguhkan tahun lalu,” tulis riset analis BRI Danareksa Sekuritas Sabela Nur Amalina dan Richard Jerry dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Terkait penjualan lahan industry tahun lalu, BRI Danareksa Sekuritas, hanya mencapai 37 hektare. Angka tersebut jauh di bawah target tahun 2024 seluas 110-130 hektare. Rendahnya penjualan lahan tersebut dipicu atas adanya penundaan pembelian lahan dari perusahaan besar seluar 60 hektare.
Didukung sejumlah faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 1.600. Saat ini, saham AKRA masih ditransaksikan di bawah valuasi. Sedangkan Mandiri Sekuritas dalam riset pagi ini justru memberikan target harga saham AKRA lebih tinggi Rp 2.000 dengan rekomendasi dipertahankan beli.
Grafik Saham AKRA
![]() |
Restoran dan Hotel Plataran Indonesia Ungkap Keinginan IPOJumat, 07 Feb 2025 |
![]() |
BEI Segera Luncurkan 'Short Selling' di Tengah Ketidakpastian GlobalJumat, 07 Feb 2025 |
![]() |
Blue Bird (BIRD) bakal Borong 1.000 Unit Taksi Listrik Tahun IniJumat, 07 Feb 2025 |
![]() |
Pertamina Geothermal (PGEO) Gandeng Pertagas Kaji Hidrogen HijauJumat, 07 Feb 2025 |
![]() |
Ini Faktor Pemicu Laba BSI (BRIS) Tumbuh 22,83% Jadi Rp 7 Triliun di 2024Jumat, 07 Feb 2025 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental BRISKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report BVICKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental CYBRKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report RUNSKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental MNCNKamis, 23 Jan 2025 |