JAKARTA, investortrust.id – Tak mau ketinggalan dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank MandiriT bk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ikut merancang pembelian kembali (buy back) saham bernilai jumbo. Aksi ini akan dilakukan setelah mendapatkan restu pemegang saham pada 26 Maret 2025.
Manajemen dalam penguman resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin menyebutkan bahwa BBNI menyiapkan dana buy back saham senilai Rp 1,5 triliun. Sebelumnya BBRI menganggarkan dana Rp 3 triliun untuk buy back saham dan BMRI senilai Rp 1,17 triliun. “Perkiraan jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dilakukan buy back sebesar-besarnya 10% dari total modal yang ditempatkan dalam perseroan,” tulis pengumuman resmi perseroan.
Manajemen BBNI menyebutkan bahwa pertimbangan buy back tersebut didasarkan kinerja saham perseroan menunukkan pertumbuhan positif sepanjang 10 bulan pertama tahun 2024, seiring kinerja fundamental yang terus meningkat. Namun, memasuki akhir tahun 2024, harga saham perseroan tertekan dipengaruhi kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs.
Hal ini membuat saham BBNI melemah sebanyak 25,7% year on year (yoy) menjadi Rp 4.270 per 7 Februari 2025. “Penurunan harga ini kontras, jika dibandingkan dengan kinerja saham perseroan dihitung secara rerata tahun 2024 dengan kenaikan +11,1% YoY. Beberapa sentimen pemicunya adalah The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga menjadi hanya 25-50 bps di 2025, dibandingkan perkiraan semula 100-125 bps. Potensi “higher for longer" kembali muncul, depresiasi rupiah terhadap USD, likuiditas yang berfluktuasi, dan dinamika geopolitik yang masih tinggi,” tulisnya.
Manajemen BBNI menyebutkan bahwa buy back dimaksudkan untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perseroan.