JAKARTA, investortrust.id - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) membuka peluang ekspansi anorganik ke luar negeri lewat akuisisi pusat data yang ada di negara-negara tetangga.
Direktur Group Bussines Development Telkom Honesti Basyir mengatakan pihaknya sedang mencari mitra bisnis di sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Aksi korporasi itu dilakukan untuk memenuhi target kapasitas pusat data NeutraDC dari 60 megawatt (MW) menjadi 500 MW pada 2030.
"Untuk bisa mencapai 500 MW itu tidak hanya organik, jadi tidak hanya kami bangun sendiri. Kita mencari peluang-peluang data center yang ada di regional. Seperti yang ada di Filipina, di Vietnam ataupun Thailand, Singapura,” katanya dalam acara konferensi pers yang digelar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2024).
Honesti berharap penambahan kapasitas pusat data membuat NeutraDC bisa bersaing dengan pengelola pusat data di Malaysia menerima limpahan permintaan dari Singapura yang melakukan moratorium pembangunan pusat data.
“Mereka melakukan moratorium (Singapura), sementara demand di sana luar biasa besarnya. Otomatis dia akan overflow (kelebihannya mengalir) menuju ke daerah-daerah sekitarnya,” ujarnya.
Untuk menampung limpahan permintaan pusat data dari Singapura, NeutraDC juga akan meningkatkan kapasitas pusat datanya di Batam, Kepulauan Riau. NeutraDC diketahui sedang membangun Hyperscale Data Center Batam melalui kerja sama dengan mitra strategis untuk mengembangkan bisnis data center ke pasar regional.
Berdasarkan laporan tahunan Telkom tahun buku 2023, NeutraDC telah memiliki 32 pusat data di dalam maupun luar negeri. Sebanyak 27 di antaranya berada di dalam negeri yang terdiri dari 23 data center NeuCentrIX, 3 Enterprise Data Center, dan 1 Hyperscale Data Center.
Kemudian, lima pusat data lainnya berada di luar negeri, yakni di Singapura (Telin-1, Telin-2, dan Telin-3), Timor Leste (1 lokasi), serta Hong Kong (1 lokasi).
NeutraDC fokus sebagai penyedia kolokasi dan ekosistem pendukungnya seperti pengelolaan pusat data (managed operation data center) hingga interkoneksi fisik antarpeladen atau server (cross connect). Lewat bisnis tersebut, Telkom berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun atau tumbuh 14,8% dari tahun sebelumnya.
"Telkom tidak akan pernah berhenti berinvestasi, karena kami perusahaan yang heavy investment (investasinya besar). Tapi investasi yang seperti apa, kami sudah punya parameternya," pungkas Honesti.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |