JAKARTA, investortrust.id– PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) satu-satunya saham emiten yang dikendalikan Hary Tanoesoedibjo yang berhasil ke luar dari jurang penurunan. Bahkan, saham ini ditutup melesat hingga cetak rekor harga tertinggi baru sepanjang masa.
Berdasarkan data penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/8/2024), saham MSIN ditutup melesat hingga auto reject atas (ARA) dengan kenaikan Rp 1.050 (19,81%) menjadi Rp 6.350. Level tersebut mengalahkan rekor harga penutupan saham MSIN terakhir Rp 6.250 pada 21 Februari 2022. Sedangkan rekor harga intraday tertinggi Rp 6.475 yang juga terjadi pada 21 Februari 2021.
Penguatan saham MSIN ke level tertinggi baru tersebut berbanding terbalik dengan kinerja saham emiten Hary Tanoe lainnya, bahkan empat saham miliknya masih ditransaksikan di papan pemantauan khusus (PPK) BEI, seperti saham PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) dengan harga Rp 45 per saham, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) dengan harga Rp 33, PT MNC Energy Invesments Tbk (IATA) dengan harga Rp 41 per saham, dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP).
Sedangkan saham emiten lainnya PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT MNK Sky Vision Tbk (MSKY), PT MNC Land Tbk (KPIG), dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) masih tunjukkan penurunan dalam year to date (ytd).
Penguatan harga saham MSIN makin pesat setelah diumumkan rencana stock split atau pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:5. Ninlai nominal saham akan dipecah dari Rp 50 menjadi Rp 10 per saham. Aksi ini akan direalisasikan setelah mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 September 2024.
“Stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham MSIN,” tulis manajemen dalam pengumuman keterbukaan informasi tersebut.
Dengan stock split, manajemen MSIN menyebutkan, harga per saham akan menjadi lebih terjangkau, sehingga terbuka kesempatan investor untuk aktif memperdagangkan saham ini.
Stock split juga akan menambah jumlah investor domestic, karena dengan harga per saham yang lebih murah dan terjangkau, semakin banyak investor yang berminat berinvestasi pada saham perseroan. Apalagi MSIN merupakan perusahaan digital media/entertainment terlengkap dan terbesar di Indonesia.
Hingga semester I-2024, perusahaan yang dikendalikan Hary Tanoesoedibjo ini membukukan lompatan laba bersih periode berjalan yang dapa diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp 240,65 miliar menjadi Rp 303,79 miliar. Kenaikan tersebut menjadikan laba per saham meningkat dari Rp 19,83 menjadi Rp 25,03 per saham.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |