Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) menunjukkan, pada pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa kinerja ekonomi AS baru-baru ini sangat baik, pasar tenaga kerja yang kuat, dan tekanan inflasi yang terus-menerus, sehingga memberikan ruang bagi The Fed untuk secara bertahap menurunkan suku bunga.
"Sementara itu, Presiden dan CEO The Fed Richmond Thomas Barkin menyatakan bahwa meskipun The Fed telah membuat kemajuan yang kuat sejauh ini, masih ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga momentum tetap berjalan," tulis riset ICDX.
Di sisi data ekonomi AS pada hari Jumat melaporkan, bahwa penjualan ritel meningkat 0,4% dari bulan ke bulan di bulan Oktober, melebihi konsensus pasar sebesar 0,3%. Selain itu, Indeks Manufaktur NY Empire State untuk bulan November mencatat lonjakan yang tidak terduga, berada di 31,2 dibandingkan dengan penurunan 0,7 yang diantisipasi, menandakan aktivitas manufaktur yang kuat.
Di sisi ketegangan geopolitik, selama akhir pekan, Rusia melancarkan serangan udara yang paling signifikan terhadap Ukraina dalam hampir tiga bulan terakhir sehingga dalam berita yang beredar, Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina untuk menggunakan senjata-senjata jarak jauh Amerika yang kuat untuk penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, atau ATACMS, untuk menyerang di dalam wilayah Rusia setelah setelah Moskow mengerahkan hampir 50.000 tentara ke Kursk, wilayah Rusia Selatan.
Sementara itu, Korea Utara telah mengerahkan ribuan tentaranya ke Kursk sebagai bagian dari serangan Rusia, yang memicu kekhawatiran Biden dan para penasehatnya bahwa masuknya pasukan tersebut dapat menyebabkan fase baru yang berbahaya dalam perang.
ICDX memproyeksikan saat ini harga emas meningkat dengan support beralih ke area US$ 2.540 dan resistance terdekat berada di area US$ 2.584. Sementara support terjauhnya berada di area US$ 2.515 - US$ 2.480, sementara resistance terjauhnya berada di area US$ 2.620 - US$ 2.665.