News Update >    News >    Proyeksi Ekonom Bank Mandiri (BMRI) soal Rupiah di Akhir 2024, Tembus Berapa?

Proyeksi Ekonom Bank Mandiri (BMRI) soal Rupiah di Akhir 2024, Tembus Berapa?

Bagikan Informasi Ini lewat

image   image   image  
cover berita

JAKARTA, investortrust.id - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Andry Asmoro, memberikan proyeksi posisi kurs mata uang rupiah di akhir tahun 2024 mendatang. Proyeksi ini disampaikannya dengan mempertimbangkan sejumlah sentimen yang datang, baik dari dalam negeri maupun pada fundamental ekonomi Amerika Serikat (AS).

 

"Secara keseluruhan, kami memperkirakan Rupiah akan mencapai 15.600 - 15.800 per USD pada akhir tahun 2024," kata Andry dalam keterangan tertulis, Kamis (22/8/2024).

 

Ekonom dari emiten dengan kode saham BMRI itu menyandarkan proyeksi rupiah yang akan mencapai Rp 15.813/USD di akhir tahun 2024 dengan dua asumsi utama. Yaitu ia berasumsi suku bunga acuan BI Rate berada di level 6,00% serta Fed Fund Rate yang akan dipangkas sebesar 25 bps di penghujung 4Q24.

 

Ia mengatakan pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed minimal 25 bps pada September 2024 sebesar 67,5%, sementara kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan September meningkat menjadi 32,5%, menurut data CME Group.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1724335422/investortrust-bucket/images/1724335426351.jpg
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Andry Asmoro. Foto: Linkedin. 

 

 

Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September 2024, dan akan terus memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada akhir tahun 2024.

 

"Kami berpandangan volatilitas di pasar global mulai menurun, sehingga membuka peluang bagi penurunan Suku Bunga Dana Fed yang lebih cepat," tulis dia.

 

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode 20-21 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,25%. Suku bunga Deposit Facility (DF) dan Lending Facility (LF) tetap dipertahankan pada level 5,50% dan 7,00. Keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stabilitas sebagai langkah proaktif untuk mengendalikan inflasi dalam sasaran 2,5 ± 1% pada tahun 2024 dan 2025.

 

"Prospek penurunan FFR tahun ini lebih baik, Rupiah menguat, dan kemungkinan penurunan suku bunga BI," jelas dia.

 

5 Top News Update

cover berita
Badai Francine Hantam Teluk Meksiko, Harga Minyak Naik 2%
Jumat, 13 Sept 2024
cover berita
Suspensi Dicabut Hari Ini, Pantau Gerak Saham MLPT, HOMI dan FMII
Jumat, 13 Sept 2024
cover berita
Waskita Toll Road Kucurkan Pinjaman ke Anak Usaha Rp 270 Miliar
Jumat, 13 Sept 2024
cover berita
PGN (PGAS) Gandeng ITDC, Kembangkan Jargas di Industri Pariwisata
Jumat, 13 Sept 2024
cover berita
KSEI dan CDS Sri Lanka Teken MoU Pengembangan Pasar Modal Asia Pasifik
Jumat, 13 Sept 2024
Laporan Hasil Public Expose EPAC
Jumat, 05 Jan 2024
Penyampaian Prospektus LUCY
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose PPRO
Rabu, 03 Jan 2024
Penyampaian Materi Public Expose LMAS
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose CSMI
Rabu, 03 Jan 2024
Techno Fundamental WIFI
Jumat, 13 Sept 2024
Incidental Report LTLS
Jumat, 13 Sept 2024
Techno Fundamental AMRT
Rabu, 11 Sept 2024
Incidental Report LPGI
Rabu, 11 Sept 2024
Techno Fundamental ADHI
Rabu, 11 Sept 2024