JAKARTA, investortrust.id – Saham sektor transportasi dan logistik menjadi salah satu sektor yang jadi bamper pasar saham pada Jumat (20/9/2024) akhir pekan lalu.
Pada periode tersebut IHSG ditutup melemah sebesar 2,05% ke level 7.743, sementara sektor transportasi dan logistik menguat sebesar 0,55%.
Penguatan sektor tersebut didorong oleh memanasnya harga migas. Asal tahun saja sepanjang pekan lalu, harga batu bara mencatatkan lonjakan sebesar 3,27%. Sementara harga minyak melesat 4% dalam sepekan.
Pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 basis poin menjadi katalis positif bagi harga komoditas, karena muncul optimistis mesin ekonomi akan bergerak makin kencang. Pada lain sisi konflik di Timur Tengah masih dipersepsikan menghambat pasokon minyak.
Seiring sentimen tadi, sektor transportasi dan logistik yang merupakan sektor pendukung industri migas dinilai punya prospek cerah. Tidak salah bila saham sektor tersebut menguat dan diyakini masih berpotensi rebound.
Untuk itu tim litbang investortrust.id memberikan panduan bagi pelaku pasar yang punya minat mengakumulasi sektor ini dengan menyajikan 10 saham dengan valuasi murah (undervalued) dan layak beli.
Selain harga saham yang masih murah, 10 saham emiten yang tersaji juga memilik kinerja fundamental yang solid, contohnya adalah PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).
Pada perdagangan Jumat lalu (20/9/2024), saham NELY memiliki price earning ratio (PER) 4,82 kali dan price to book value (PBV) 1,36 kali. Sedangkan saham IMJS memiliki PER sebesar 5,60 kali dan PBV sebesar 0,30 kali. Lebih lanjut, PER saham SMDR adalah 9,01 kali dan PBV sebesar 0,48 kali.
Selain itu, saham-saham sektor transportasi yang juga masuk dalam kategori undervalued adalah saham SDMU, BLTA, HAIS, WEHA, GTRA, PPGL, dan MPXL.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Soekarno Alatas mengatakan bahwa saham masuk ke dalam kategori undervalue sebab PER yang di bawah rata-rata industri, kemudian PBV dibawah 1-2x atau rata-rata industri.
Pada tahun ini, ketiga emiten tersebut telah membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Pertama, emiten pelayaran NELY membagikan dividen tunai final untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 33,25 miliar atau Rp 15 per saham.
Sehingga, total dividen NELY tahun 2023 sebesar Rp 30 per saham atau Rp 70,50 miliar atau setara dengan 30,8% laba NELY tahun 2023 sebesar Rp 228,98 miliar.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |