News Update >    News >    Rugi Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Bengkak Jadi US$ 19 Juta, Ternyata Ini Penyebabnya

Rugi Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Bengkak Jadi US$ 19 Juta, Ternyata Ini Penyebabnya

Bagikan Informasi Ini lewat

image   image   image  
cover berita

JAKARTA, investortrust.id – Emiten kontraktor pertambangan batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk atau Delta Dunia Group (DOID) mencatat rugi bersih sebesar US$ 19 juta pada kuartal I-2024, membengkak dari rugi bersih pada periode yang sama tahun 2023 yang hanya sebesar US$ 1 juta.

 

Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk Dian Andyasuri mengatakan, pembengkakan rugi bersih disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar US$ 17 juta akibat depresiasi rupiah (IDR) dan Dolar Australia (AUD).

 

‘’Mengesampingkan kerugian selisih kurs (forex translation loss), laba bersih Grup tetap stabil dan sebanding dengan tahun sebelumnya, mencerminkan kinerja keuangan yang konsisten pada kuartal I- 2024,’’ ulas Dian dikutip dari keterangan resminya, Selasa (25/6/2024).

 

Sementara itu, Perseroan mencatat pendapatan sebesar US$ 426 juta, meningkat sebesar 4% secara year on year (YoY). EBITDA Grup tumbuh 8% YoY menjadi US$ 80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya, yang juga meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% di kuartal I-2023 menjadi 21,6% di kuartal I-2024.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1702472763/investortrust-bucket/images/1702472767903.jpg
Direktur PT Delta Dunia Makmur Dian Andyasuri saat memaparkan pencapaian dan perkembangan terkini DOID pada Triwulan III 2023 di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Foto: Investortrust/Dicki Antariksa (Dicki Antariksa)
Source: Investortrust

 

Lebih lanjut Perseroan mencatat penurunan biaya operasional sebesar 9% dari US$ 24 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 22 juta pada kuartal I-2024. Demikian pula, laba operasional mencapai US$ 16 juta, menunjukkan peningkatan 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

 

Adapun belanja modal (Capex) tercatat meningkat 80% YoY menjadi US$ 40 juta, didorong oleh peningkatan produksi (ramp-up) untuk pelanggan yang sedang berjalan, serta biaya capex untuk perbaikan dan pemeliharaan (repair & maintenance). 

 

‘’Peningkatan ini masih sesuai dengan kisaran rencana Grup sebesar US$ 150 juta hingga US$ 190 juta. Seiring dengan ekspansi operasional Grup, pengendalian ketat terhadap capex tetap menjadi fokus utama, mencerminkan komitmen Grup terhadap praktik manajemen keuangan yang hati-hati,’’ ulasnya.

 

Dari sisi operasional, DOID melaporkan peningkatan pengupasan tanah (overburden/OB) removal dan volume batu bara sebesar 1%, dengan pertumbuhan dua digit pada bisnis Perseroan di Australia.

 

Dikatakan Peresroan menghadapi tantangan curah hujan tinggi yang tak terduga di Indonesia yang memengaruhi produktivitas, namun DOID tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target volume sepanjang 2024.

 

‘’Stabilnya OB removal di tengah kondisi cuaca buruk mencerminkan ekspansi site yang sedang berlangsung, manajemen yang cakap, dan kesiapan strategis Grup,’’ urai Dian.

 

Kondisi Neraca

 

Sepanjang kuartal I-2024, DOID mencatat rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,65 kali, meningkat dari 2,15 kali pada kuartal I-2023. Arus kas operasional meningkat menjadi US$ 61 juta, dari US$ 35 juta pada kuartal I-2023. 

 

Sementara arus kas bebas sebesar US$ 11 juta, posisi kas Grup meningkat menjadi US$ 322 juta. Arus kas bebas yang 3 lebih rendah mencerminkan investasi tambahan di Solar United Network Pte Ltd (SUN Energy), sebuah perusahaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) panel surya serta pengembang dengan portofolio proyek internasional di Asia Pasifik.

 

‘’Investasi Ini menegaskan komitmen Grup untuk bertransisi menuju ekonomi yang lebih rendah karbon,’’ katanya.

 

Per Maret 2024, total utang Grup menurun menjadi US$ 1,01 miliar, turun dari US$ 1,22 miliar, berkat pelunasan obligasi lebih awal sebesar US$ 153 juta dan pengurangan lebih lanjut dari amortisasi pinjaman dan sewa.

 

Penurunan ini, kata Dian ditambah dengan diversifikasi sumber permodalan yang efektif, telah memfasilitasi keberhasilan pembiayaan kembali (refinancing) kewajiban pembayaran utang di 2026, sehingga meningkatkan profil jatuh tempo utang Grup.

 

"Keberhasilan refinancing kami merupakan langkah besar yang signifikan bagi Grup, memperpanjang jatuh tempo utang kami hingga 2029 dan memungkinkan jadwal pembayaran yang lebih merata,’’ imbuh Direktur Delta Dunia Group, Iwan Fuad Salim.

 

Grafik Harga Saham DOID secara Ytd:

 

 

 

 

5 Top News Update

cover berita
Tumbuh 19,6%, Lippo Cikarang (LPCK) Raup Pendapatan Rp 691 Miliar di Kuartal II-2024
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Dampak Suku Bunga hingga Stok Minyak Mentah Turun, Harga Minyak Dunia Naik Lagi 1,7%
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
BEI Sebut Euforia Pemangkasan Suku Bunga Dorong Penguatan IHSG
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Perbesar Bisnis Non-Batu Bara, United Tractors (UNTR) Tertarik Akuisisi Tambang Mineral
Jumat, 20 Sept 2024
cover berita
Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi dalam 11 Bulan, Penguatan Saham Bumi Resources (BUMI) bisa Berlanjut?
Jumat, 20 Sept 2024
Laporan Hasil Public Expose EPAC
Jumat, 05 Jan 2024
Penyampaian Prospektus LUCY
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose PPRO
Rabu, 03 Jan 2024
Penyampaian Materi Public Expose LMAS
Rabu, 03 Jan 2024
Laporan Hasil Public Expose CSMI
Rabu, 03 Jan 2024
Techno Fundamental BTPS
Jumat, 20 Sept 2024
Incidental Report TOWR
Jumat, 20 Sept 2024
Techno Fundamental HEAL
Kamis, 19 Sept 2024
Incidental Report PTBA
Kamis, 19 Sept 2024
Techno Fundamental BBNI
Rabu, 18 Sept 2024