JAKARTA, investortrust.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 66 perusahaan yang akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2025.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya optimistis target tadi dapat dicapai seiring stabilitas kondisi politik di era pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
“Dengan mulai terbentuknya stabilitas politik, menjadi salah satu faktor yang membuat perusahaan bersikap wait and see sebelum IPO di 2024, kami berharap tentu saja akan berdampak positif pada peningkatan jumlah IPO di tahun 2025,” kata Iman Rachman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) secara hybrid, Rabu (23/10/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk melangsungkan proses IPO harus melewati tahap tahap seleksi yang telah ditetapkan oleh BEI, salah satunya yang penting yakni aspek sustainability perusahaan.
Pada tahun ini, Ia menjelaskan bahwa rasio kelolosan perusahaan yang berhasil melangsungkan IPO di BEI sebesar 70% dari total pendaftar, artinya yang sebesar 30% tidak berhasil memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan.
“Artinya, ada 30% yang memang kita harapkan bisa memperbaiki dokumen, memang kita melihat kondisi daripada perusahaan tersebut. Karena bagi kami (BEI) sustainability perusahaan ini sangat penting,” terang Iman.
Pada kesempatan sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna memaparkan sampai saat ini pencatatan efek seluruh instrumen telah mencapai 467 efek atau 137% dari target yang sebanyak 340 efek sepanjang tahun 2024.
“Sampai dengan hari ini sudah terrealisasi 467 dari 340 target kami, artinya pencapaian kita sampai dengan hari ini sudah 137%,” terang Nyoman.
Selain itu, adapun pencatatan efek tersebut meliputi pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi Waran Terstruktur.
Sementara itu, pada tahun 2025, BEI membidik total jumlah Pencatatan Efek mencapai 407 Efek dari keseluruhan instrumen tersebut.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |