JAKARTA, investortrust.id – Emiten dengan harga saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) akhirnya mengagendakan pemecahan saham (stock split), yang dijadwalkan efektif pertengahan Juli 2024.

Pemecahan saham telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, dengan rasio 1:10, atau satu saham lama menjadi 10 saham baru.

Sementara itu, nilai nominal saham sebelum stock split Rp 250 per saham akan menjadi Rp 25 per saham. Dengan saham Perseroan yang semua sebanyak 770.552.320, akan menjadi 7.705.523.200 saham.

“Harga saham akan terjangkau di mana stock split 240 ribu jadi 24 ribu per saham akan meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga bisa menjadi lebih likuid dan lebih menarik,” ujar Direktur DSSA Daniel Cahya pada paparan publik DSSA di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Direktur mengungkapkan, keputusan stock split tersebut disetujui Bursa Efek Indonesia (BEI) agar harga saham Perseroan dapat menjadi lebih terjangkau oleh investor, meningkatkan jumlah saham yang beredar, serta perdagangan saham Perseroan menjadi lebih likuid dan saham Perseroan akan lebih menarik bagi investor.

“Keputusan stock split diberikan BEI dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kelaziman stock split untuk emiten,” tuturnya.

Sebelumnya, Perseroan juga telah mengajukan permintaan pemecahan saham kepada BEI pada tanggal 17 Mei 2024 dan melakukan RUPSLB untuk persetujuan pemegang saham untuk melakukan pemecahan saham pada 25 Juni 2024.

Sebagai catatan, Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 16% y-o-y pada tahun 2023, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis batu bara karena penurunan harga jual rata-rata batu bara.

Sementara itu, saham DSSA hari ini (25/6/2024) ditutup di level 239.000 dengan volume perdagangan sebesar 127.300 serta nilai transaksi sebesar Rp 30,43 miliar. Adapun frekuensi perdagangan adalah 16 kali dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 184,16 triliun.

Grafik Harga Saham DSSA secara Ytd: