JAKARTA, investortrust.id - PT Indo Tambangraya (ITMG) memprediksi harga batu bara global pada Semester II-2024 masih akan bertahan di level yang sama dengan Semester I. Hal ini dikarenakan demand yang masih tinggi dari sejumlah negara Asia.
“Dikarenakan kita melihat demand yang masih cukup tinggi dari China, dikarenakan akan memasuki musim dingin. dan juga dengan India, dikarenakan pertumbuhan ekonominya yang masih cukup berkembang,” kata Direktur PT Indo Tambangraya, Yulius Kurniawan Gozali, dalam Public Expose Live 2024, Rabu (28/8/2024).
Diterangkan oleh Yulius, di Semester I-2024, pasar batu bara global sudah cukup stabil dengan harga Newcastle berkisar di level US$ 125 per ton sampai dengan US$ 145 per ton.
Sementara itu, dari sisi supply itu sendiri, produksi dari Indonesia cukup tinggi saat ini dikarenakan cuaca yang cukup bagus. Sedangkan produksi dari Australia cukup stabil dengan ekspornya ke negara-negara China.
“Selama Semester I tahun 2024, perusahaan telah mampu menjual volume sebesar 10,8 juta ton. Dengan ekspor terbesarnya ke negara China sebesar 40% dan Jepang 17%. Sedangkan penjualan ke domestik adalah sebesar 22%,” ungkap dia.
Pada tahun 2024 ini, kata Yulius, perusahaan menargetkan penjualan di kisaran 24,9 juta ton sampai dengan 25,6 juta ton. Dijelaskan bahwa saat ini sebesar 44% telah laku terjual, sedangkan 35% masih menggunakan harga sewaktu pengiriman dilakukan, dan sisanya sebesar 21% masih belum terjual.
Adapun dari sisi operasional, perusahaan menargetkan total produksi sebesar 19,5 juta ton sampai dengan 20,2 juta ton untuk tahun 2024. Tercatat, selama Semester-I tahun ini, perusahaan telah memproduksi sebanyak 9,3 juta ton atau sebesar 46% dari total produksi.
“Perusahaan menargetkan kenaikan target produksi di triwulan III, yaitu sebesar 5,6 juta ton, guna mendukung kenaikan volume penjualan di semester kedua tahun ini,” papar Yulius.
Menurutnya, jika melihat dari target produksi sebesar 5,6 juta ton di triwulan III tahun 2024 ini, kontribusi terbesar akan datang dari tambang Bharinto Ekatama dengan produksi sebesar 2,5 juta ton, dilanjutkan oleh tambang Indominco Mandiri sebesar 1,9 juta ton.
“Sedangkan perusahaan juga mempunyai dua tambang yang baru dimulai beroperasi tahun ini, yaitu PT Graha Panca Karsa (GPK) dan Tepian Indah Sukses atau TIS, yang juga akan memberikan kontribusi terhadap total produksi perusahaan secara keseluruhan,” ujar Yulius.
|
Bertumbuh! Laba Atribusi Harita Nickle (NCKL) Rp 4,83 Triliun hingga Kuartal IIIJumat, 22 Nov 2024 |
|
Wika Beton (WTON) Lebih Moderat Tetapkan Target Kontrak Baru 2025Jumat, 22 Nov 2024 |
|
Triputra Agro (TAPG) Targetkan Netral Karbon Tahun 2036, Begini StrateginyaKamis, 21 Nov 2024 |
|
Ajarkan Emiten Cara Hitung Emisi, BEI Akan Luncurkan IDX ESG Disclosure Guidance Pada Kuartal I-2025Kamis, 21 Nov 2024 |
|
Target Indika (INDY) Raih 50% Pendapatan Non-Batu Bara Mundur Jadi 2028Kamis, 21 Nov 2024 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental ARTOJumat, 22 Nov 2024 |
Incidental Report WIFIJumat, 22 Nov 2024 |
Techno Fundamental EMTKKamis, 21 Nov 2024 |
Incidental Report BBTNKamis, 21 Nov 2024 |
Techno Fundamental AMMNRabu, 20 Nov 2024 |