JAKARTA, investortrust.id - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp 3,23 triliun atau turun 14,54% dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 3,77 triliun.
Meski laba bersih menurun, PTBA mencatatkan pendapatan di kuartal III-2024 naik 11% menjadi Rp 30,65 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,73 triliun. Tercatat total aset perusahaan per 30 September 2024 sebesar Rp 40,15 triliun.
Pencapaian tersebut tak lepas dari kinerja operasional Perseroan yang tumbuh positif pada kuartal III-2024. Total penjualan batu bara PTBA pada Januari-September tahun ini mencapai 31,28 juta ton atau naik 16% secara tahunan.
“Sementara ekspor batu bara PTBA pada periode ini sebesar 14,29 juta ton, atau naik 27 persen secara tahunan. Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebesar 11,25 juta ton,” tulis Manajemen PTBA melalui keterangan resmi yang diterima investortrust.id, Rabu (30/10/2024).
Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 16,98 juta ton, tumbuh 8% dibandingkan dengan kuartal III-2023 sebesar 15,76 juta ton.
Adapun sampai dengan September 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau tumbuh 3% secara tahunan. Realisasi angkutan dengan kereta api 26,42 juta ton, meningkat 11% secara tahunan.
Kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Di mana rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 14% secara tahunan dari US$ 86,32 per ton hingga kuartal III-2023 menjadi US$ 74,59 per ton sampai dengan kuartal III-2024.
Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 28% secara tahunan menjadi US$ 133,89 per ton sampai dengan kuartal III-2024, dari US$ 185,45 per ton hingga kuartal III-2023.
“Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” paparnya.
Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal. Hal itu tercermin dari penurunan cash cost per ton secara tahunan dari Rp 853 ribu menjadi Rp 835 ribu.
Selain itu, Perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Grafik Harga Saham PTBA:
![]() |
Merdeka Battery (MBMA) Teken Perjanjian Definitif Pengembangan Pabrik HPAL, Kapasitasnya SeginiSelasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Investor Asing Mendadak Crossing Saham BUKA dan EMTK Rp 2,81 Triliun, Eddy K Sariatmadja Beraksi!Selasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Astra Otoparts (AUTO) Catat Kenaikan Pendapatan dan Laba di 2024, Berikut PenopangnyaSelasa, 25 Feb 2025 |
![]() |
Lini Imaji (FUTR) Rilis Lompatan Laba 813% Jelang RUPS Hari Ini, Sahamnya bakal Melesat?Jumat, 21 Feb 2025 |
![]() |
Saat Harga Melesat, Dirut Sekaligus Pengendali Ini justru Borong Saham Sarana Mitra (SMIL) dari Pasar, Ada Apa?Jumat, 21 Feb 2025 |
Laporan Hasil Public Expose EPACJumat, 05 Jan 2024 |
Penyampaian Prospektus LUCYRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose PPRORabu, 03 Jan 2024 |
Penyampaian Materi Public Expose LMASRabu, 03 Jan 2024 |
Laporan Hasil Public Expose CSMIRabu, 03 Jan 2024 |
Techno Fundamental BRISKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report BVICKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental CYBRKamis, 23 Jan 2025 |
Incidental Report RUNSKamis, 23 Jan 2025 |
Techno Fundamental MNCNKamis, 23 Jan 2025 |